you must be sick?

matchawcoffe
5 min readJul 22, 2023

“Gue cabut dulu ya”

“Eh buset Seok mau kemana? Kan udah janji mo ke basecamp.”

Seokmin menghela nafasnya kasar. Ia lupa jika hari ini sudah ada janji kumpul dengan teman temannya tapi di sisi lain ada hal yang lebih penting yang harus Seokmin selesaikan sekarang.

“Gyu sorry banget... Jisoo sakit, dia sendirian di rumah jadi gue harus ke sana.”

Mingyu melihat wajah Seokmin yang kini tengah khawatir juga tidak enak karena harus membatalkan janji dengan teman temannya.

“Lo kerumah Jisoo aja. Tar masalah anak anak biar gue yang beresin. Btw gws buat doi ya.”

Setelah menepuk bahu Seokmin, Mingyu berlalu melajukan motornya menjauh dari lingkungan kampus.

Hari sudah sore. Seokmin yang baru selesai kelas siang tadi langsung meluncur kerumah pacarnya -Jisoo- setelah mendapat telfon dari kakaknya jika Jisoo dirumah sendiri dan sedang demam.

Sesampainya di rumah 3 lantai dengan cat putih abu abu yang mendominasi, ia memarkirkan motornya di garasi rumah tersebut.

Sepi. Itu yang didapati Seokmin sekarang. Dia masuk melalui pintu garasi yang memang jarang dikunci oleh si tuan rumah.

Suasana sore yang tenang. Lampu ruangan yang masih belum dinyalakan. Seokmin dengan cekatan menyalakan satu persatu lampu ruangan di rumah tersebut hingga tibalah dia di depan sebuah kamar dengan tulisan di pintu 'Jisoo room’

Laki laki hidung bangir itu perlahan membuka pintu kamar tersebut berusaha untuk tidak menciptakan bunyi supaya tak mengganggu orang di dalam sana.

Dilihatnya seorang laki laki tengah terbaring lemas dengan selimut yang menutupi tubuhnya sampai ke leher.

Seokmin mendekati kasur tersebut masih tanpa suara. Tangannya dengan hati hati terulur untuk memeriksa suhu tubuh Jisoo yang tertidur disana.

“Dia demam tinggi” Gumam Seokmin pelan.

Dirinya memutuskan kembali ke dapur untuk mengambil kompres berharap cara yang dilakukannya biasa membuat demem Jisoo menurun.

Dengan telaten Seokmin mengompres dahi Jisoo membuat si empu terbangun karena tidurnya yang terusik.

“Engh Seokmin?” Jisoo mengerjap ngerjap mentap Seokmin yang tiba tiba sudah duduk dihadapannya.

“Kenapa nggak bilang kamu lagi demam? Mana semua orang lagi pergi, kalo kamu kenapa napa gimana?” Berentet pertanyaan Seokmin lontarkan kepada Jisoo namun tak ada satupun yang di balas oleh laki laki manis itu.

“Seok, jangan pergi...” Cicit Jisoo saat Seokmin hendak beranjak untuk mengganti kompresan Jisoo. Tangannya ditahan dengan lemas oleh sang kekasih.

“Aku cuma mau ganti kompresan kamu aja kok, nanti kesini lagi.”

“Ihh gak mau, Seokmin sini aja...”

“Soo-”

“Sini aja temenin Jisoo. Jisoo mau tidur tapi Seokmin peluk Jisoo ya, kepala Jisoo pusing Seok.”

Runtuh sudah pertahanan Seokmin setelah berusaha susah payah untuk tidak luluh begitu saja. Tapi Jisoo yang sedang sakit adalah salah satu kelemahannya karena kekasihnya itu akan berubah menjadi seperti kucing yang sangat sangat manja kalo kata Seokmin.

“Hhhh iyaa aku nggak kemana mana kok.” Ucap Seokmin seraya naik keatas kasur. Ia menyenderkan tubuhnya dikepala kasur dan tangannya memeluk tubuh Jisoo yang memeluknya.

“Cepet sembuh ya Soo.” Seokmin membelai rambut Jisoo menciun pucuk kepala yang lebih tua.

Malam semakin larut dan disinilah mereka sekarang. Meja makan dengan Seokmin yang tengah menyuapi Jisoo dengan bubur yang ia buat barusan.

“Aaaaaa”

“Udah kenyang Seok!!!”

“Kamu baru makan satu suap loh. Ayok makan lagi biar perut kamu gak kosong.”

“Ih gak mau... Gak enak!!!”

“Ya namanya juga orang sakit Soo. Mau makan McD juga tetep gak enak kalo kamu lagi sakit kaya gini. Makanya makan buruan biar cepet sembuh.”

Setelah aksi bujuk membujuknya akhirnya Jisoo berhasil menghabiskan semua buburnya tanpa sisa.

“Sekarang minum obat ya”

“Gak mau.”

“Hhhhh mau sembuh gak?”

“Mau. Tapi gak mau minum obat.”

“Nanti aku kasih hadiah mau?”

“Apa?”

“Ya gak aku kasih tau. Kalo kamu minum obatnya nanti kamu tau hadiahnya.”

“Janji ya?”

“Janji.”

Mereka saling menautkan kelingking membentuk janji seperti yang sering anak kecil lakukan. Seokmin menyodorkan sebuah pil dan segelas air putih kearah Jisoo dan diterima dengan ragu oleh si lawan bicaranya.

“Tapi pait...”

“Langsung ditelan Soo, jangan di emut. Bukan premen itu.”

“Ih nyebelin banget!!!”

Dan dengan keberaniannya Jisoo berhasil meminum obat yang tadi Seokmin berikan, waktunya Jisoo menagih janjinya pada sang pacar.

“Mana?”

“Apa?”

“Ih tuhkan Seokmin boong. Katanya ada hadiah nya...” Jisoo merengek bak anak kecil membuat Seokmin ingin rasanya mengunyel unyel laki laki manis di depannya.

“Heheh iya iya, yaudah tutup mata gih.” Suruh Seokmin. Jisoo menurut memejamkan matannya berharap sambil memikirkan hadiah apa yang akan Seokmin berikan padanya.

Chup

Chup

Chup

Chup

Chup

5 ciuman mendarat di wajah Jisoo.

Kening, pipi kanan, pipi kiri, hidung dan... Bibir Jisoo membuka matanya saat merasakan panas diwajahnya setelah Seokmin menciumnya.

“Ih tuhkan nyebelin...”

“Hehehehe cepet sembuh Jicuu!!!”

“Lah kok tidur disini Seok?” Kedatangan seorang wanita dan pria paruh baya membuat Seokmin menoleh kearah sumber suara. Orang tua Jisoo.

“Malem om tante, tadi abis makan terus minum obat minta nonton film eh malah tidur anaknya.” Jawab Seokmin apa adanya.

“Gak cape apa dadamu buat senderan gitu? Udah lama?”

“Heheh nggak papa kok Om udah biasa, baru satu jam deh kayaknya.”

“Itu emang dianya bucin aja mah pah.” Suara laki laki lain muncul dari pintu utama. - Seungcheol- kakak Jisoo yang baru pulang entah dari mana.

“Kamu tuh ya, adek sendiri lagi sakit malah ditinggal pergi.” Ujar mamahnya saat Seungcheol sudah duduk di salah satu kursi disana.

“Ya abang kan udah ada janji sama Jeonghan mah. Lagian noh udah ada Seokmin yang siaga 45. Iya gak Seok?” Seokmin hanya tersenyum canggung menanggapinya.

“Dasar kamu juga bucin tau bang. Seokmin jadi anak mamah aja deh, tuker nih sama Abang.”

“Dih jangan dong mah!!! Tar siapa yang mau nemenin mamah tidur kalo papah lagi dinas? Jisoo? Halah bocah jam 7 aja udah molor.”

“Heh udah udah kok malah ribut sih, noh ada Seokmin. Gak malu apa anak sama ibu malah adu mulut. Abang mandi sana.”

Ujar papah Jisoo melerai perdebatan ibu dan anak tadi membuat Seungcheol mau tak mau beranjak dari duduknya menuju kamar.

“Kamu bawa Jisoo kekamar bisa kan Seok?” Seokmin yang tadi asik mendengarkan perdebatan ibu dan anak tadi kembali fokus pada pria paruh baya yang duduk tak jauh darinya.

“Ah bisa om.”

“Makasih ya udah jagain Jisoo, maaf tadi papah sama mamah ada kondangan di temen papah jadi Jisoo nya di titipin abang. Eh abangnya malah kencan. Makasih ya sayang.” Wanita tadi mengusap rambut Seokmin sambil tersenyum tulus kearahnya.

“Iya nggak papa kok om tante, ini juga udah kewajiban Seokmin buat jagain Jisoo.”

“Waduh udah main kewajiban nih mah.” -papah

“Iya pah, ayuk Seok kapan kamu ajakin ayah bunda mu kesini. Lamar anak mamah yang manja itu.” -mamah

“MAH PAH, AKU SAMA JEONGHAN NIKAH DULU BARU JISOO!!!” -seungcheol

--

--

No responses yet