pacarku, tetanggaku

matchawcoffe
5 min readSep 9, 2023

“Ini anak satu bener bener yaaa!!!!”

Seorang wanita paruh baya masuk kedalam kamar bernuansa biru laut menyibak tirai membuat sinar matahari masuk menerpa gulungan selimut di atas kasur.

“Dek bangun ih udah siang tidur mulu!!!”

Lagi. Wanita itu menabok gulungan itu dengan bantal yang tadi tergeletak di lantai.

“Uh mamah bentar lagi ya... Adek masih ngantuk.”

Suara serak khas bangun tidur terdengar di balik selimut.

“Kamu tuh semalem tidur jam berapa emang hah?! Game terus jadi susah bangun. Udah buruan mandi sekarang!!!”

Aksi tarik menarik selimut pun terjadi antara ibu dan anak. Laki laki yang masih berbaring di kasur merajuk kala selimut yang menutupi tubuhnya tadi berhasil di ambil alih oleh mamahnya.

“Mandi abis itu bantuin mamah di bawah. Awas aja 15 menit belum turun mamah ga akan kasih uang jajan dan bakal matiin wifi rumah.”

Ujar wanita itu tegas seraya berjalan keluar tak lupa melemparkan bantal dan selimut yang sialnya tepat mengenai wajah sang anak.

“JISOO BURUAN!!!!”

“IYAA INI LAGI JALAN KE KAMAR MANDI.”

Dan laki laki manis itu pun hanya mendengus seraya berjalan kesal menuju kamar mandi sebelum uang jajannya hilang dan wifi dirumahnya di matikan.

Hong Jisoo namanya. Putra tunggal dari keluarga Hong yang kini usianya menginjak kuliah semester 3.

Hari ini adalah hari minggu dan sudah pasti hari ini harusnya dirinya bermalas malasan setelah 6 hari yang lalu harus full kuliah dan kegiatan lainnya.

“Ck ngapain sih dibangunin. Adek tuh cape pengen tidur.”

Gerutunya sambil menarik salah satu kursi meja makan dan duduk di sana.

“Bantuin mamah anter makanan ke rumah Seokmin.”

Seolah disihir setelah mendengar kata Seokmin, Jisoo langsung menegakkan tubuhnya dan senyum merekah menghiasi wajahnya.

“Ih bilang dong dari tadi!!! Mana mana aku suruh bantu ngapain sekarang?”

Heboh Jisoo membuat mamahnya hampir saja melayangkan sendok sayur ke kepala putra tunggalnya.

“Diam aja kamu duduk situ. Nanti mamah yang siapain kamu tinggal anterin. Giliran Seokmin aja langsung gercep kamu dek.

Semalem mamah suruh beli susu literan sama buah buahan aja segala alesan mules.”

Cibir mama Hong yang hanya mendapat cengiran dari Jisoo.

Setelah 15 menit lamanya akhirnya makasan sudah selesai dan ada 5 tumpuk kotak yang akan Jisoo bawa ke rumah di sebelahnya alias rumah Seokmin (pacarnya)

“Nih bilang ke bundanya Seokmin, ini dari mamah nanti siang ada arisan di rumah. Udah sono cepetan.”

Dan Jisoo pun menurut saja berjalan dengan senyum merekah menuju rumah sebelah dimana ada 3 orang yang kini tengah berada di depan rumah.

Pria paruh baya yang merupakan tuan Lee sedang mencuci mobil dibantu putra pertamanya Jihoon dan anak terkahir yang tengah menyirami tanaman milik bundanya.

Jisoo yang sudah biasa main kerumah tersebut langsung membuka gerbang dan masuk mendekati tiga orang disana.

“Pagi om, Jihoon, Chan.” Sapanya ramah.

“Eh kak Jisoo? Ada apa kak?”

Chan yang berada paling dekat dari posisi Jisoo mematikan kran air dan mendekati pria manis itu.

“Em bunda ada? Ini mamah nitip sesuatu suruh kasih ke bunda katanya.” Jawab Jisoo apa adanya.

“Oh masuk aja Soo bunda di dalem tuh.” Itu Jihoon yang menyahut.

“Iya masuk aja sama bangunin Seokmin sekalian deh itu anak hari minggu masih molor terus.”

Tuan Lee ikut menambahi membuat Jisoo sedikit malu karena ini menyangkut pacarnya.

Fyi hubungan Jisoo dan Seokmin memang sudah di restui oleh dua keluarga tersebut dan ya seperti inilah rutinitas Jisoo setiap bertamu pasti selalu disangkut pautkan pada Seokmin padahal kan niatnya ingin bertemu bunda.

Tapi gak papa Jisoo justru senang juga karena memiliki kesempatan untuk bertemu pacarnya dan rasa senangnya bertambah kala tau pacarnya itu masih molor setelah semalam mereka melakukan zoom untuk menonton film.

Padahal rumahnya sebelahan.

“Pagi bunda!!!!”

Sapa Jisoo setelah masuk dan kini melangkahkan kaki menuju dapur menghampiri wanita cantik dengan apron yang terbalut di pingangnya.

“Wah ada Jisoo, tumben pagi pagi banget nih kesini? Mau ketemu Seokmin yaaa?”

Ledek bunda Lee dan berhasil membuat wajah Jisoo memerah karena malu.

“Ih bunda apaan sih orang aku disuruh mamah buat anter ini katanya nanti siang ada arisan di rumah.”

Jisoo meletakkan tumpukan kotak tadi di atas meja makan.

“Duh makasih banget loh jadi ngerepotin.”

“Gak papa kok bund, lagian di rumah banyak makanan tapi gada yang makan kan sama aja mubazir.”

“Iya deh bilangin makasih ke mamah kamu yaa. Oh iya samperin gih pacar kamu ngebo mulu udah dibangunin 10 kali masa gak bangun bangun.”

Dan lagi Jisoo hanya tersenyum malu malu kemudian pamit untuk naik ke lantai dua, lebih tepatnya kekamar sang pacar berada.

Kamar dengan cat hitam putih dan abu abu yang mendominasi, foto foto band rock dan beberapa gitar yang terpajang di dinding kamar tersebut.

Jisoo mendekat kearah kasur mendapati Seokmin yang masih tertidur dengan bertelanjang dada padahal AC dikamar nya menyala.

“His bangun bangun udah siang tidur mulu.”

Kata Jisoo setelah berhasil mencapai sisi kosong kasur untuk ia duduk.

“....”

Ditepuknya lengan Seokmin pelan agar tidak mengagetkan namun sepertinya tak mendapatkan reaksi apapun.

“Seokmin ih bangun!!!!”

Kini tepukan pada lengannya semakin kencang tapi tetap tidak membuahkan hasil. Pacarnya itu benar benar tak bergerak sama sekali.

“Ya Tuhan susah banget bangunnya.... Bangun gak atau aku banting gitar kamu.”

“....”

“Beneran aku banting ini!!!!”

“....”

Bahkan dengan ancaman gitar di banting pun Seokmin masih belum membuka matanya padahal gitar yang jadi ancaman adalah gitar kesayangan Seokmin karena itu pemberian dari Jisoo saat ulang tahunnya.

Merasa sudah kalah dan lelah karena ia gagal membangun kan pacarnya itu Jisoo berpikir sejenak untuk menemukan cara supaya Seokmin bisa langsung bangun.

Hingga sebuah ide pun terlintas di otaknya.

Lebih tepatnya ide jahil karena setelahnya ia kembali mendekati laki laki hidung bangir itu seraya mendekatkan mulutnya ke telinga Seokmin berniat membisikkan sesuatu yang Jisoo yakini akan membuat laki laki itu bangun.

“Seokmin... buruan bangun nanti aku kasih kiss... di bibir”

Dan di detik berikutnya belum sempat Jisoo menjauhkan wajahnya, tubuhnya sudah lebih dulu di tarik agar ikut berbaring di sebelahnya.

“Udah bangun nih, kissnya mana?” Suara serak yang langsung menusuk indra pendengaran Jisoo.

“Ih apasih kiss kiss. Kiss aja noh bantal lagian kenapa dari tadi dibangunin gak bangun. Kamu tuh tidur apa simulasi mati?!” Kesal Jisoo sambil mengerucutkan bibirnya.

“Kalo mati demi kamu aku gak papa Soo.”

“Idih dangdut banget dah.”

“Monyong monyong terus mau aku cium yaa?”

“Hah?”

Chup

“LEE SEOKMIN JOROK BANGET BARU BANGUN UDAH CIUM CIUM HUWAAA!!!!”

--

--

No responses yet