childhood friend pt.2
Istilah malam minggu sangat identik dengan orang-orang yang keluar bersama teman atau kekasih mereka untuk menghabiskan waktu bersama. Namun tidak berlaku untuk Jisoo.
Laki-laki manis itu lebih memilih tetap dirumah menghabiskan waktu untuk membaca novel dan berselancar di sosial media.
Malam ini rumah terasa sepi karena para anggota keluarga Lee tengah sibuk dengan urusan masing-masing.
“Yang lain kemana, sepi amat dah tumben?” Tanya Seokmin yang baru selesai mandi terlihat dari rambutnya yang masih sedikit basah.
Jisoo yang sedang membuat coklat panas didapur menoleh mendapati Seokmin ternyata ada dirumah.
“Jihoon ke studio, Chan pergi sama temennya,”
“Mamih?”
“Pergi ke acara nikahan anak temennya,”
Dua orang itu saling diam walaupun sama-sama berada didapur. Semenjak kejadian Seokmin menumpang tidur di kamar Jisoo memang perlakuan Seokmin pada sahabat masa kecilnya itu sedikit berbeda dari sebelumnya.
“Lo nggak pergi juga keluar malem mingguan?”
“Lo sendiri juga nggak keluar sama temen lo?”
“Yeu orang nanya bukanya di jawab malah balik nanya,”
Jisoo hanya mengedikkan bahunya. Ia membawa secangkir coklat panas yang baru dibuat tadi kedalam kamar meninggalkan Seokmin didapur sendirian.
Sebenernya Seokmin punya alasan kenapa dirinya tidak keluar untuk malam mingguan adalah karena ia masih punya tugas yang harus diselesaiin dan deadlinenya adalah besok senin.
‘Tapi emang boleh gitu Seok?’ Suara seseorang dari seberang telfon.
“Yaudah sih kan yang penting ngumpulin. Lo kayak gak pernah dapet nilai dua puluh dah Ming,”
‘Si anjing nilai dua puluh bangga.’
“Tugas sialan emang bikin kita gabisa nongki malming,” Gerutu Seokmin sambil masih sibuk mengerjakan tugas di laptopnya.
‘Kitanya aja kalik yang garap nih tugas pas mepet deadline’
“Ck ini pensil gue kemana lagi... Ming bentar ya gue mau pinjem pensil dulu,”
‘Minjem pensil doang ngapain pamit si bego,’
Seokmin bangkit dari duduknya. Ia tau di meja milik Chan ada banyak pensil yang menanggur, tapi ini salah satu kesempatan untuk sekedar basa basi pada Jisoo di kamar sebelah.
tok tok tok
Pintu kamar Jisoo diketuk pelan namun tidak mendapatkan respon apapun.
“Udah tidur kah?” Gumam Seokmin yang ragu untuk kembali mengetuk pintu kamar didepannya.
tok tok tok
“Soo... lo udah tidur?” Tetap tidak ada balasan.
Maka dengan hati-hati Seokmin membuka pintu kamar milik Jisoo yang ternyata tidak terkunci dan lampu kamarnya pun masih belum dimatikan, itu artinya Jisoo masih belum tidur.
“Soo gue-” Seokmin terdiam ketika melihat sesuatu yang belum pernah terpikirkan olehnya sebelumnya.
Disana ada Jisoo yang tengah berbaring tengkurap membelakangi pintu dengan earphone menyumpal kedua telinganya, jangan lupakan paha mulus yang terekspos karena ia mengenakkan celana pendek.
Sadar akan hal itu Seokmin buru-buru menutup kembali pintu kamar Jisoo juga kembali ke kamar dengan jantung yang berdebar kencang.
“Gue liat apa barusan...” Ujar Seokmin entah sadar atau tidak.
‘Heh liat apaan lo? Setan?’ Sahut Mingyu yang masih berada di seberang telfon.
“Gyu gue tadi ngga salah liat kan?”
‘Emang lo liat apaan?’
Ah Seokmin masih waras untuk tidak memberi tahu Mingyu tentang Jisoo yang ternyata satu rumah dengannya sekarang. Bisa gawat kalo ada yang tau soal ini.
‘Heh monyet, kok diem sih. Liat apaan Seok?’
“Udah dulu Gyu tar gue telfon lagi”
‘Eh tapi-’
Panggilan diakhiri sepihak oleh Seokmin. Ia masih berusaha menyadarkan dirinya sendiri bahkan sampai menampar pipi beberapa kali.
“Sadar Seok lo gak boleh mikir macem-macem.”
“Tapi itu beneran Jisoo bukan sih?”
Dikepalanya masih terus terbayang apa yang tadi ia lihat membuat Seokmin bahkan tidak bisa memikirkan hal lain selain Jisoo Jisoo dan Jisoo.
“Ah shit makin gue mikirin dia kenapa bawah gue jadi ngeganjel gini sih,” Seokmin benar-benar frustasi sekarang.
Ada apa dengan dirinya, kenapa malah disaat seperti ini bagian bawahnya merespon seolah ia terangsang setelah melihat jisoo berpenampilan demikian.
“Jisoo sialan lo harus tanggung jawab.”
Dengan perasaan masih bercampur aduk Seokmin memberanikan diri kembali ke kamar Jisoo dengan dalih meminta tanggung jawab padahal Jisoo sedari tadi tidak melakukan apapun.
Brak
“ANJING SEOKMIN GUE KAGET!!!”
“Soo... gue takut sendirian, gue numpang disini ya sampe Chan pulang.”
Sungguh diluar dugaan ketika Seokmin yang tadi dengan semangat membara akan meminta pertanggung jawaban, malah menciut kala Jisoo yang bersikap biasa saja saat Seokmin masuk ke kamarnya.
Lagi-lagi Jisoo tidak mempedulikan Seokmin yang sedari tadi terus bergerak tidak nyaman disebelahnya. Kini mereka duduk bersebelahan di kasur milik Jisoo.
“Soo lo gak dingin pake celana pendek gitu?”
“Udah biasa,”
Jujur saja sebenernya Seokmin sedang mati-matian untuk tidak menatap paha Jisoo yang terpampang jelas di depannya.
“Soo gue kayaknya gak enak badan deh,”
Jisoo melirik Seokmin yang kemudian menguluarkan tangannya tiba-tiba dan menaruh telapak tangannya pada dahi si lawan bicara.
“Lo nggak demam Seokmin...”
“B-bukan dahi gue yang harusnya lo pegang.” Jisoo menikan sebelah alisnya bingung. “T-tapi bawah gue udah nggak kuat…”
Mendengar itu Jisoo langsung paham dan menundukkan kepalanya. Benar saja dibalik celana boxer yang Seokmin kenakan sudah terlihat jelas ada yang menonjol disana.
“Heh Seokmin apaan lo begitu? Lo habis nonton bokep ya?! Keluar lo dari kamar gue-”
“Ini gara-gara lo Jisoo...”
Seokmin tidak bisa terus begini. Ia harus meminta pertanggung jawaban pada orang yang sudah membuatnya seperti ini.
“K-kok gue?!”
“Lo kenapa pake celana pendek sih,”
“Lah terserah gue mau pake apa aja”
“Tapi gue gak bisa liat lo kayak gitu Soo”
“Stress lo aja yang sangean- SEOKMIN!!!”
Tubuhnya lebih dulu ditarik dan di kukung oleh Seokmin. Jisoo terus berontak tapi tetap tenaganya tidak lebih kuat dari Seokmin yang berada diatasnya sekarang.
“Tolongin gue plisss, lo harus tanggung jawab Jisoo.”
“Gila ya lo. Gak ya Seok gue gak mau dan gue gak ada urusan soal tanggung jawab sialan.”
“Gue janji gak akan cerita ke siapa pun.”
“Seok lepasin gak?!”
“Lo bisa marah sama gue abis ini, tapi sekarang biarin gue nyelesein masalah yang udah lo buat,”
“Seokmin anjg- humpp”
Seokmin langsung mencium bibir milik Jisoo dengan tidak sabaran dan begitu rakus tentunya, membuat Jisoo kesusahan sendiri dan yakin jika bibirnya akan bengkak besok.
Ciuman Seokmin begitu kasar sampai membuat kepala Jisoo menekan bantal dan tangannya yang meremas rambut milik Seokmin menyalurkan sensasi akibat ciuman agresif teman masa kecilnya.
“ahh hhh enghhh”
Erangan juga desahan keluar dari mulut Jisoo kala Seokmin menggigit bibir bawahnya dan menjuluarkan lidah masuk mengabsen rongga mulut Jisoo.
Siapa sangka Jisoo yang tadi menolak mentah mentah Seokmin, perlahan menerima perlakuan si dominan bahkan ia sudah memejamkan matanya sekarang.
Yah bisa dibilang Seokmin tidak terlalu buruk untuk mendominasi ciuman mereka bahkan ia sempat mengimbangi Jisoo yang ternyata juga sempat sembalas ciumannya walaupun dengan amatir.
“eummhhh” Jisoo kembali melengeuh tapi kini sambil memukul ribut lengan Seokmin mengisyaratkan untuk melepas tautan bibir mereka.
Nafasnya tersenggal serta dadanya kembang kempis. Jisoo menatap Seokmin yang juga tengah menatapnya. Manik mereka bertemu tapi kali ini sorot mata keduanya benar-benar berbeda.
cup
Satu kecupan singkat Seokmin curi di bibir Jisoo. Ia tersenyum mengetahui Jisoo tidak mengelek dengan perbuatannya barusan.
“Ck kasar.” Ujar Jisoo seraya membuang muka tak ingin menatap si lawan bicara.
“Ya maaf, kalo ngga kayak tadi lo juga ngga bakal mau kan?”
“Ya tapi gausah kasar dong, sakit bibir gue di terkam manusia napsuan kayak lo,”
“Tapi lo suka kan?” Jisoo merotasikan matanya jengah namun malah mengundang tawa Seokmin disana.
“Lo lucu- ah bukan, lo gemesin”
Mendengar itu Jisoo dibuat salah tingkah apalagi dengan posisi mereka sekarang. Perutnya terasa geli dan ia merasakan wajahnya tiba-tiba memanas.
“Lo nyebelin.”
“Tapi gue ganteng.”
“Ck minggir ah udah kan udah selesai. Udah gak keras lagi kan bawah lo?”
Jisoo sudah akan bangkit dari duduknya namun Seokmin malah memeluk dan menindih badan kecil itu layaknya bantal guling.
“Seokmin lepasin gue”
“Gue masih belum selesai, lu belum boleh pergi sebelum masalah gue tuntas.”
“Maksud lo?!”
“Tenang aja gue gak akan main kasar dan... lo punya pengaman nggak Soo?”
“SEOKMIN SINTING PERGI LO?!”