belajar masak pt.3

matchawcoffe
5 min readJan 27, 2024

Si manis sudah sangat tidak sabar untuk memulai agenda memasaknya, namun harus ia tahan mengingat sang suami masih belum pulang.

Tadi seokmin bilang dia akan mengawasi Jisoo saat masak itu berarti Jisoo harus menunggu suaminya pulang dulu kan?

Hingga suara deru mesin mobil masuk kedalam indra pendengarannya, Jisoo bergegas menuju teras depan menyambut kepulangan suami dengan pelukan erat.

“Udah lama ya nunggu aku pulang?” Si lawan bicara hanya mengangguk sambil tersenyum dan mendoakan wajahnya.

Dicurinya kecupan pada dahi dan bibir si manis, setelahnya mereka masuk beriringan menuju ke dapur untuk melancarkan agenda masak-masak seperti yang sudah dikatakan sebelumnya.

“Omiin help me pliss...” Si manis menyodorkan apron kearah suaminya dan diterima dengan senang hati memasangkan apron berwarna biru laut kepada Jisoo.

Posisinya mereka saling berhadapan bahkan saat Jisoo akan berbalik berniat memudahkan sang suami mengikat tali dibagian belakang justru ditahan.

Seokmin malah menarik pinggang ramping Jisoonya untuk lebih mendekatkan tubuhnya dan mengikat tali dibagian belakang dengan gerstur seperti orang yang tengah berpelukan.

cup

“Hati-hati yaa ini perdana kamu masak ngga sama aku.” Peringatan sang suami setelah mengecup sekilas pipi gembil si manis.

“Umm okey.”

Dengan suasana hati yang tengah bagus itu Jisoo memulai aksinya. Mencuci tangan terlebih dulu kemudian sambil melihat ponselnya yang menayangkan tutorial di aplikasi YouTube dirinya mengambil bahan bahan yang dibutuhkan.

Seokmin yang kini duduk di salah satu kursi meja makan hanya tersenyum melihat si manis yang tengah sibuk sendiri dengan kegiatannya. Jisoo memutuskan untuk memasak japchae.

Dengan berbekal menonton dirinya mulai mengambil panci, mengisinya dengan air dan menyalahkan kompor untuk merebus dangmyeon terlebih dahulu.

“Mbul apinya kecilin.” Perintah sang suami langsung dilaksanakan. Meredupkan api kompor yang tadi ia nyalakan. Berikutnya Jisoo mengupas perbumbuan yang kemudian ia cuci dan potong sesuai contoh pada video tutorial.

“Ck tangan kamu itu pegang pisau yang bener.” Lagi-lagi dengan raut khawatir seokmin memperingatkan. Matanya benar benar tidak bisa lepas apalagi seperti sekarang Jisoo yang tengah mengiris daging, jamur, sayur dan perbumbuan lainnya.

Dirasa air yang tadi sudah mendidih ia memasukkan dangmyeon kedalamnya, merebusnya hingga lembut. Sambil menunggu Jisoo kembali sibuk mengambil wadah untuk ia jadikan tempat marinasi dangmyeonnya nanti.

“Omiin kayak gini udah lembut belum?” Pertanyaan si manis tidak langsung dijawab melainkan Seokmin yang segera bangkit dan mendekat kearah kompor memeriksa sendiri yang tadi sempat Jisoo tanyakan.

“Udah ini udah lembut, mau bantu aku tirisin?” Tawarannya langsung di tolak. Si manis sudah lebih dulu mengambil saringan dan dengan hati-hati meniriskan dangmyeon tadi kedalam wadah.

“Omiin kecap asing yang mana?” Tanya si manis lagi saat membuka rak berisikan perbumbuan yang jarang ia lihat sebelumnya.

“Itu yang botol item tutupnya merah.” Menurut, mengambil botol tersebut kemudian menuangkan secukupnya pada wadah berisikan dangmyeon.

“Minyak wijen yang mana?” Si manis kembali bertanya.

“Itu botol kaca di sebelah garam.” Jisoo mengikuti instruksi suaminya mengambil botol kaca itu dengan hati hati. Namun saat akan membuka tutupnya si manis merasa kesulitan lantaran ia tidak kuat padahal sudah mengerahkan seluruh tenaganya.

Need help sweetie?

“Umm Sooie ndak bisa buka.”

Bring it here.” Jisoo menyodorkan botol kaca berisikan minyak wijen kepada suaminya dan gotcha, hanya sekali percobaan Seokmin berhasil membukanya.

Thank you.”

Setelah urusan dengan marinasi dangmyeonnya, sambil menunggu ia menyiapkan wajan dan menuangkan minyak secukupnya kesana.

“Beneran mbul berani?”

“Iyaa aman kok Sooie bisa sendiri.” Sambil berucap demikian Jisoo menyalahkan kompor menggunakan api kecil tentunya.

Ia mulai memasukan sayuran satu persatu mengikuti video yang masih terus menyala. Menumisnya dengan penuh kehati hatian karena masih takut juga jika tangannya terkena panas minyak dan sebagainya.

“Mbul hati-hati tangan kamu.”

“Umm”

Seokmin memperhatikan pergerakan Jisoo. Sangat lucu menurutnya. Wajar kan namanya orang baru belajar masih terlihat kaku dan amatir tentunya.

“Omiin ini lada hitam?” Sambil menunjukkan wadah kecil. Sang suami mengangguk mengiyakan.

Ditunggu punya tunggu, tak lama terdengar suara kompor yang dimatikan. Acara masaknya sudah selesai dan ini yang paling Jisoo tunggu tunggu. Menghidangkannya untuk sang suami.

Dengan jantung yang berdegup kencang Jisoo meletakkan sepiring japchae didepan Seokmin juga sendok dan garpu, mendudukkan dirinya didepan sang suami untuk melihat responnya.

“Maaf yaa kalo ndak enak, tapi semoga enak.” Seokmin tersenyum. Tangannya meraih garpu dan mulai menyendok japchaenya masuk kedalam mulut.

Si manis tengah menggigit bibir bawahnya melihat reaksi aneh dari sang suami setelah memakan satu suap japchae buatannya. Tapi semakin terkejut ketika Seokmin kembali menyendok dan masukkan kedalam mulutnya.

“Omiin... gimana rasana? aneh yaa?”

“Mbul coba sendiri deh.”

“Kenapa? ndak enak yaa?”

“Coba dulu sayang.”

Jisoo bangkit mendekat kearah Seokmin dan menerima suapan japchae yang ia buat. Kesan pertama saat ia kunyah japchaenya adalah... manis? Tunggu ini bukan hanya manis, tapi sangat manis.

“Ung kenapa manis? Emangna japchae ada yang semanis ini?” Seokmin terkekeh melihat ekspresi Jisoonya tapi kembali melanjutkan memakan japchaenya sebelum akhirnya si manis menghentikan aktivitasnya.

“Jangan di makan, nanti sakit perut.”

“Kan ini mbul yang masak.”

“Iya tapi jangan di makan kita beli aja deh besok Sooie belajar lagi ya yah, nanti perutna Omiin sakit.”

Si manis merasa bersalah. Ia tau Seokmin tidak akan menolak apapun pemberiannya walaupun itu memang aneh rasanya tapi kali ini Jisoo tidak mau suaminya nanti sakit perut karena makanan aneh buatannya.

“Terus kamu udah masak banyak gitu gimana?”

“Nanti Sooie aja yang makan sendiri.”

“Euu kamu suruh aku ngga makan malah mau di makan sendiri, nanti pipimu ini makin bulet kalo makan banyak. Udah duduk dulu di sini.”

“Ngapain?”

“Duduk dulu cantikk, diem disitu jangan banyak tanya.”

Seokmin bangkit membawa piring yang masih ada sisa japchae disana. Ia masukan lagi japchae tadi kedalam wajan menyalakan kompor tidak lupa menggulung lengan kemejanya.

“Omiin mau ngapain?”

“Kamu duduk aja. Gantian aku cape duduk terus.”

Jisoo terus memperhatikan suaminya yang kini tengah memasukkan beberapa bumbu-bumbu yang tadi ia gunakan dan yah memperhatikan Seokmin sedang memasak itu sudah menjadi hobi baru untuk Jisoo.

Tak lama kini didepannya sudah ada japchae versi terbaru yang sudah dimodifikasi sedikit oleh Seokmin. Tentu saja sudah pasti enak terbukti dari si manis yang menampakkan mata berbinar pada suapan pertamanya.

“Gimana?”

“Enakk sekarang udah ndak aneh lagi.” Sang suami lagi-lagi hanya bisa terkekeh sambil mengusap rambut si manis, melihatnya makan dengan lahap saja rasanya Seokmin ikut merasa kenyang.

“Itu artinya sekarang mbul udah bisa masak kan?”

“Iya besok Sooie mau coba lagi biar bisa seenak punya Omiin.”

“Hadiahnya jangan lupa...”

“Hadiah apa?”

“Kissnya mbul kiss.”

“Eheheh okeyyy, nanti yaa.”

--

--

No responses yet