basketball captain
Trik matahari yang sepertinya tidak mempengaruhi orang orang yang kini tengah menonton pertandingan basket di lapangan outdoor sekolah mereka.
Sorak sorai laki laki dan perempuan menambah panas atmosfer di lapangan tersebut.
Lee Seokmin. Ketua tim basket yang menjadi idaman banyak warga sekolah. Semua orang begitu mengaguminya apalagi badannya yang berkeringat membuatnya terlihat sexy?
Peluit tanda istirahat berbunyi. Para pemain menepi menuju kursi tim mereka di pinggir lapangan, namun tidak dengan Seokmin.
Laki laki hidung bangir itu justru berjalan ke arah tribun yang mana membuat para fans nya memekik histeris karena mereka rasa Seokmin mendekat kearah mereka.
“Minum” Ucapnya sambil mengulurkan tangannya kedepan wajah seoarang laki laki yang duduk di tribun paling belakang dengan wajah cengo.
“Hah?!”
“Bagi minum lo.” Kata Seokmin lagi. Si lawan bicara masih terdiam bingung.
“Seokmin minta minum lo, buruan kasih Soo.” Laki laki lain merebut botol minum kemasan dari temannya itu dan langsung memberikan pada Seokmin.
“IH MINUM GUE ITU!!!”
Hong Jisoo. Laki laki yang sedari tadi hanya bengong langsung memekik saat minumnya di rebut oleh temennya, Jeonghan.
“Makasih Soo.” Seokmin tersenyum jahil sebelum kembali ke lapangan. Tak lupa untuk mengacak surai Jisoo pelan membuat orang orang yang melihat kejadian itu menahan gemas.
“SEOKMIN SIALAN BALIKIN MINUM GUE WOII!!!” Teriakan Jisoo tak digubris hingga yang sedari tadi berteriak itu bangkit dari duduknya hendak memberikan pukulan di kepala dengan botol kosong ditangannya.
Bugh
“Anjing pala gue.” Seokmin langsung berbalik menatap sengit kearah Jisoo.
Jelas lah dirinya tidak trima dipukul seperti tadi apalagi ini didepan para penggemarnya, bisa jatuh harga diri Seokmin jika hanya diam saja.
“Balikin minum gue!!!” Ucap Jisoo sarkas.
“Udah gue telan, lu mau gue muntahin iya?”
Jisoo geram, tangannya meremat botol yang sudah kosong tadi hingga tak berbentuk. Dirinya dan Seokmin menjadi pusat perhatian satu lapangan sekarang.
“Sekali lagi gue minta balikin minum gue.”
“Jisoo udah lah kita beli lagi aja. Malu diliatin banyak orang gini.” Jeonghan berbisik tepat di telinga Jisoo.
“Tapi gue gak ikhlas ya Han!!!”
“Ck air putih doang elah Soo. Nih gue balikin.”
Di detik berikutnya Seokmin menyambar asal minuman yang dipegang penonton di sana, meminumnya namun tidak ia telan melainkan mendekat kearah Jisoo seraya menempelkan bibir keduanya dan disitulah Seokmin menyemburkan air tadi ke dalam mulu Jisoo.
“Noh minum lo udah balik kan?”
“SEOKMIN GILA YA LO!!!”
Bel pulang sudah berbunyi dari satu jam lalu, namun Jisoo masih terduduk di bangku depan sekolah karena supirnya belum menjemput.
Jeonghan sudah pulang bersama pacarnya dan parahnya HP Jisoo harus mati membuatnya tidak bisa memesan ojol ataupun meminta jemput orang rumah.
Jisoo menghela nafasnya kasar. Satu satunya pilihan adalah berjalan ke persimpangan depan untuk mendapatkan taksi.
Ia melangkahkan kakinya dengan lemas sambil terus menggerutu karena tidak ada yang menjemputnya hingga pendengarannya terganggu karena suara motor yang bising tepat dibelakang Jisoo.
Mau tak mau laki laki itu menoleh kebelakang dan terkejut bukan main saat laju motor dibelakangnya menjadi lebih cepat membuat Jisoo yang tak siap hanya pasrah dan
Srak
Krieeetttt
Rasanya seperti terhempas oleh angin kencang tapi tidak merasakan sakit apapun.
Jisoo perlahan membuka sebelah matanya untuk mengintip apakah dia benar benar masih hidup atau sudah di alam yang berbeda?
“Haii Jisoo....” Senyum jail yang amat Jisoo benci muncul kembali. Jisoo merotasikan matanya jengah dengan tingkah aneh makhluk didepannya sekarang.
“Nyebelin banget sih lo!!! Lain kali kalo mau mati, mati aja sendiri gausah ngajak ngajak.” Jisoo mengerucutkan bibirnya sebal.
“Hehehe maaf ya... Nggak lagi deh, btw ngapain disini?” Seokmin sudah melepas helemnya menampilkan wajah tanpa dosa pada Jisoo.
“Dih gak liat lo gue lagi ngapain? Lagi makan. Ya lagi jalan lah Seok. Lu melayangkan pertanyaan yang gak penting banget tau gak.”
“Lah mo kemana jalan? Kagak dijemput nih tuan muda Hong Jisoo?”
“Seok mending kalo mau cari ribut sama gue jangan sekarang deh. Gue udah cape pengen cepet sampe rumah.” Wajah Jisoo benar benar tidak terlihat bohong.
Ia benar benar kelelahan dan itu membuat Seokmin merasa iba karena meledek Jisoo di saat suasana hatinya sedang tidak baik.
“Nih,” Seokmin tiba tiba menyodorkan helm yang entah didapat dari mana kearah Jisoo.
“Buat apa?”
“Buat dimakan Soo. Ya buat dipake lah ay, buruan naik tar dicariin bunda lo.”
Jisoo kembali terdiam setelah menerima helm. Dia tak kunjung naik ke motor Seokmin karena rasanya seperti ada yang mengganjal di pikirannya.
“Lo tadi bilang apa?” Tanya Jisoo yang terlihat sangat mengintimidasi.
“Hah? Oh, nanti dicariin bunda... Udah buruan naik-”
“BUKAN!!! Sebelumnya!!!!”
“Apaan sih Soo ngelantur lo?”
“IH LO TUH TADI PANGGIL GUE AY KAN? MAKSUD LO APAAN KUDA!!!!” Jisoo sudah siap siap akan melesatkan helm yang ada ditangannya ke arah Seokmin namun langsung ditahan oleh si lawan bicaranya.
“EH ADUH KECEPLOSAN!!! IYA SORRY SORRY GUE KHILAF SOO,” Masih dengan tangan yang menahan pergelangan Jisoo, Seokmin terus melontarkan kata maaf hingga dirasa Jisoo sudah tenang dia melepaskan cengkamannya.
“Udah jangan manyun manyun gitu. Jadi pengen gue cium bibir lo tau.”
“SEOKMIN!!!!”
Dan berakhirlah Jisoo yang kini duduk di jok belakang motor Seokmin menerjang angin sore yang menusuk kulit.
Jisoo awalnya hanya berpegangan pada jaket yang Seokmin kenakan tapi karena motor Seokmin yang emang kurang ajar alias motor ninja, membuat Jisoo harus sedikit mencondongkan tubuhnya membuatnya terkesan seperti merengkuh tubuh kekar Seokmin.
“PEGANGAN SOO!!!” Dapat Jisoo dengar Seokmin memintanya untuk berpegang lebih erat, tapi bodoamat karena dia sedang kesal pada laki laki didepannya.
Tak kunjung mendapatkan respon membuat pikiran jail terlintas di kepala Seokmin. Ia menaikan laju motornya 2 kali lipat yang mana Jisoo pasti sangat kaget karena tanpa aba aba.
Merasakan motor yang benar benar melaju cepat, dirinya sontak memeluk tubuh didepannya sangat erat dengan mata yang terpejam karena takut.
“SEOKMIN PELAN PELAN WOII!!! GUE MASIH PENGEN IDUP!!!”
“IDUP BERDAMPINGAN SAMA GUE MAU GAK SOO??!!!”
“PALALO GUE DUNDULIN YA!!!”
Seokmin hanya tersenyum simpul dibalik helemnya, tanpa dia tau orang di belakangnya juga ikut tersenyum karena rasa nyaman saat memeluk tubuh kekar laki laki di depannya.