after the daesang victory

matchawcoffe
4 min readDec 23, 2023

“Kamsahamnida...” ujar para member membungkukkan badannya. Live beberapa menit sebagai ucapan terimakasih kepada para penggemar setelah kemenangan daesang di MAMA beberapa jam lalu.

“Kita jadi kan? Siapa aja yang ikutan?” Mingyu bertanya saat satu persatu member mulai membubarkan diri.

“Gue sama Jeonghan mau dikamar aja, mau cuddle besok kan gue balik duluan.”

“Yeu si bapak leader emang.” Hoshi menatap sinis pasang yang duduk dipojok sambil bermesraan tanpa mempedulikan orang lain.

“Gue gak ikutan yaa mau langsung ke kamar aja ngantuk.” Itu Woozi yang langsung beranjak keluar dari kamar tempat mereka live tadi.

“Ada lagi yang ngga bisa ikut?” Seungkwan bertanya memastikan jumlah anggota yang akan keluar malam ini.

“Gue ngga ikutan yaa.” Wonwoo menambahai.

“Um gue juga ngga ikutan yaa.” Dokyeom menoleh kearah hyung satu kamarnya yang berucap demikian.

Joshua memutuskan tidak ikut acara makan malam bersama yang lain. Dia merasa terlalu lelah dan sepertinya tidur adalah jalan terbaiknya.

“Okey berarti yang ikut ada Jun hyung, Hoshi hyung, Dokyeom, Mingyu, Minghao, gue, Vernon sama Dino? Dener yaa?" Seungkwan memastikan lagi.

Setelah dirasa benar mereka pun pamit keluar dari kamar tersebut dimana itu adalah kamar leader mereka dan kekasihnya.

“Jangan banyak minum lu pada, besok masih harus latihan buat follow tour!!!” Ucapan Seungcheol memperingatkan selaku leader dan hanya di acungi jempol oleh yang lain.

Mereka berjalan beriringan di lorong hotel dengan Joshua dan Dokyeom yang berada paling belakang.

Keduanya sama sama diam hingga yang lebih muda merasakan ujung jaketnya ditahan membuatnya berhenti melangkah dan menoleh kebelakang.

“Hyung?” Dokyeom berbalik. Melihat hyung yang satu kamar dengannya menundukkan kepala.

“Kalo aku minta kamu gak ikut mereka kamu mau ngga?” Tanya Joshua. Ia masih belum melepaskan genggaman pada jaket Dokyeom.

“Hyung kenapa humm?”

“Kyeom, malem ini sama aku aja boleh?” Wajahnya begitu memohon agar yang lebih muda tidak ikut minum minum bersama yang lain.

“Kyeom lu jadi ikut kagak?” Mingyu berteriak saat mereka sudah di ujung lorong hendak masuk ke lift membuat Dokyeom dan Joshua sama sama menoleh.

“Kita lanjut nanti lagi ya, aku ngga enak sama anak anak. Kalo ngantuk tidur duluan aja, janji deh ngga akan minum banyak. Okey? See you hyung”

Setelah kecupan singkat pada pipi, Dokyeom berlalu menyusul teman temannya yang sudah berada di lift. Saling beradu tatap hingga pintu lift tertutup dan suasana koridor kembali sepi.

Joshua menghela nafasnya. Ada rasa kecewa mengetahui Dokyeom yang memilih tetep pergi dengan yang lain dari pada menghabiskan waktu bersamanya.

Maka dengan berat hati dirinya kembali kekamar sendirian. Mungkin akan lebih baik jika ia istirahat dengan cepat dari pada memikirkan hal hal tidak penting yang membuat kepalanya semakin pening.

Jam menunjukkan pukul setangah satu dini hari. Member yang tadi keluar untuk merayakan kemenangan mereka kini sebagian sudah ada yang benar benar mabuk.

Hoshi, Seungkwan dan Dino adalah tiga orang yang paling parah diantara mereka. Mulai merancau tidak jelas, bergumam enatah apa yang mereka ucapkan.

“Balik yuk udah pada teler ini.” Jun sebagai member tertua disana berucap. Ia bertanggungjawab penuh pada adik adiknya sekarang.

“Iya hyung kepala gue juga udah pusing. “ Mingyu menimpali.

Maka kemudian mereka semua yang masih belum sepenuhnya mabuk memapah tiga orang tadi. Vernon membantu Seungkwan, Mingyu dan Dokyeom membantu Hoshi sisanya Jun dan Minghao membantu Dino.

Kedelapan laki laki itu kembali ke hotel masuk kamar mereka masing masing setalah menyelesaikan tugasnya mengantarkan member yang mabuk kekamarnya.

Dokyeom mengeluarkan kartu access dari kantong jaketnya. Kepalanya sudah terlalu pening dan ingin segera merebahkan diri dikasur. Pintu terbuka hanya remang remang dari lampu tidur yang dijadikan penerangan.

Ia melepaskan jaket, melemparkan asal dan langsung merebahkan dirinya. Bukan. Bukan dikasur sebelah yang masih kosong melainkan dikasur hyungnya yang sudah tertidur.

“Hyung...” Gumamnya sambil menyamankan posisi. Memeluk tubuh hyungnya dari belakang, mendulas pada perpotongan leher Joshua membuat yang lebih tua merasa terusik tidurnya.

“Kyeom?” Ia membalik posisi berhadapan dengan Dokyeom. Bau alkohol tercium tajam apalagi dengan jarak mereka yang begitu dekat.

“Kamu minum banyak ya tadi hum?” Tangannya terulur merapihkan poni yang menutup mata si lawan bicara. Diusapnya pipi yang lebih muda dengan lembut.

“Mian...”

Cup

Joshua mencuri kecupan singkat di bibir Dokyeom lalu kembali memperhatikan adik satu grupnya itu yang tidak berniat membuka mata.

“Aku kangen kita ada waktu berdua kaya gini. Udah beberapa minggu ya kita gak sedeket ini. Kamu selalu deket sama member lain. Pergi sama mereka. Bahan waktu on cam juga kamu kayak ngehindarin aku.”

Raut sedih ditunjukkan wajah joshua. Walaupun ia tau Dokyeom tidak akan melihat ekspresinya sekarang tapi tetep saja rasanya sedih mengingat mereka yang sama sama sibuk dengan jadwal masing-masing.

“Hyung...”

“Iya kyeom”

“I love you...”

Tidak ada jawaban. Joshua hanya diam hingga membuat yang lebih muda dengan susah payah membuka matanya. Melihat hyungnya dari jarak sedekat ini rasa bersalah tiba-tiba hadir di hatinya.

Benar yang dikatakan Joshua jika mereka beberapa minggu lalu sibuk dengan jadwal masing-masing.

Penerbangan di jam yang berbeda. Walaupun sempat satu pesawat nyatanya mereka tidak duduk bersebelahan.

Ya jangan salahkan Joshua, tapi salahkan Dokyeom yang terlalu care dengan semua orang melupakan seseorang yang seharusnya ia jaga perasaannya.

“Hyung aku minta maaf.”

“No need to apologize, aku juga ngerti kok posisi kamu sebagai pencair susana dan charger buat member lain. Aku nggak masalah Kyeom, tapi aku minta kedepannya pliss luangain waktu buat kita deket kaya gini. Aku kangen sama kamu, boleh yaa?”

Yang lebih muda mengangguk kecil seraya membawa tubuh hyungnya untuk di peluk lebih erat. Ia juga membutuhkan sumber kekuatan maka tempatnya pulang adalah Joshua, hyung sekaligus orang yang harus ia jaga perasaannya.

--

--

No responses yet